Cerita : AKU POSITIF CORONA? | Andhika Januardyh

Hari-hari terasa suram dengan berlalunya waktu yang begitu cepat. Kegelisahan serta kekhawatiran selalu mengetuk serta mengingati hati. Di tengah kejadian yang luar biasa ini banyak hal yang baru serta menyedihkan. Banyak suka maupun duka yang menghampiri diri ini. Bayangkan saja bagaimana bisa 400 ribu jiwa kini sedang ter dampak virus yang mematikan, ribuan jiwa juga kini harus menghadapi dengan berat. Bahkan, tingkat kematian juga melanglang buana dan disisi lain juga ada kisah sedih dan haru terhadap orang-orang yang berhasil bebas melawan virus tersebut. 

Corona, itulah nama virus tersebut. Koronavirus atau coronavirus (istilah populernya: virus korona, virus corona, atau virus Corona) adalah sekumpulan virus dari subfamili Orthocoronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales.[2][3] Kelompok virus ini yang dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia (termasuk manusia).
Pada manusia, koronavirus menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang umumnya ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti SARS, MERS, dan COVID-19 sifatnya lebih mematikan. Manifestasi klinis yang muncul cukup beragam pada spesies lain: pada ayam, koronavirus menyebabkan penyakit saluran pernapasan atas, sedangkan pada sapi dan babi menyebabkan diare. Belum ada vaksin atau obat antivirus untuk mencegah atau mengobati infeksi koronavirus pada manusia.

Sebenarnya virus ini sudah ada semenjak  1960-an. Virus yang paling awal ditemukan adalah virus bronkitis infeksius pada ayam dan dua virus dari rongga hidung manusia dengan flu biasa yang kemudian diberi nama human coronavirus 229E dan human coronavirus OC43. Sejak saat itu, anggota koronavirus yang lain mulai diidentifikasi, termasuk SARS-CoV pada 2003, HCoV NL63 pada 2004, HKU1 pada 2005, MERS-CoV (sebelumnya dikenal sebagai 2012-nCoV) pada 2012, dan SARS-CoV-2 (sebelumnya dikenal sebagai 2019-nCoV) pada 2019; sebagian besar dari virus-virus ini terkait dengan infeksi saluran pernapasan yang serius. (Wikipedia)

Melihat semua itu hati tak sanggup membendung rasa bersalah dan kesedihan. Itu karena semua himbauan dan perintah belum sepenuhnya terlaksanakan. Yang menyebabkan penyebarluasan Virus ini makin tak terbendung. Himbauan untuk tetap di rumah, social distancing dan tidak bepergian di luar rumah merupakan hal yang dapat membatasi penyebaran virus tersebut dengan tidak kontak langsung dengan orang sekitar untuk sementara waktu. Namun, tetap menjaga keharmonisan serta kerukunan dengan orang sekitar. 

Ada beberapa hal yang mungkin sangat berkesan di hatiku mengenai Virus ini. Beberapa hari yang lalu, saat baru pertama kali penyebaran corona terjadi di Indonesia. 

Aku mengalami beberapa gejala yang di mana seperti yang terlihat di beberapa website dan sosial media mengenai tanda gejala corona sangat berkenaan. Seperti halnya demam tinggi, batuk, pilek, sakit tenggorokan dan ada kesulitan dalam pernafasan. Sontak aku serasa bimbang dan khawatir karena di antara seluruh gejala tersebut semua seolah terarah kepadaku. Aku kemudian mulai mencari tahu mengapa kasus pertama di Indonesia tersebut terjangkit. Dan dari beberapa info yang aku dapatkan, itu karena ada riwayat bepergian dan berinteraksi dengan orang yang positif atau membawa virus tersebut. Aku pun hanya berdiam saja tanpa harus bepergian ke rumah sakit karena memang aku tak ada riwayat bepergian dan tak tahu apa sudah berkontak langsung dengan pengidap Corona Virus. 

Beberapa minggu kemudian gejala tersebut masih ada di diriku. Dan bertepatan dengan minggu pertama itu juga kasus mulai bertambah. Aku mulai khawatir dan aku kemudian mencari beberapa informasi lainnya dan hanya berdiam saja. Pada minggu kedua aku mulai merasa lega karena beberapa gejala sudah tak muncul lagi. Seperti demam yang mulai reda, tidak pilek lagi dan tidak sakit lagi. Kemudian aku berinisiatif untuk bertanya dengan orang yang paham akan kesehatan dan ternyata aku hanya faktor kelelahan dan kurang tidur saja. Dan semenjak hari itu banyak himbauan dari pemerintah setempat yang menyarankan untuk tetap di rumah dan beraktivitas di rumah. Aku juga agak bandel sih karena waktu itu aku sebenarnya tak ingin bepergian rumah tapi karena memang mendesak aku harus pergi untuk membereskannya.
Sebagian kisahku juga mungkin akan berkesan bagi kalian dan bisa dijadikan sebagai evaluasi dan kewaspadaan kalian. Kalian harus tetap waspada dan menaati peraturan dan himbauan. Tetap berada di rumah dan selalu menjaga kesehatan. Selalu melakukan social distancing dan jangan bepergian agar bisa memutus rantai penyebaran virus ini. 

" Jika kau menyayangi orang di sekitarmu maka mulailah menjaga dirimu dan sadar terhadap penyebaran Virus ini. Tetap menjaga diri dan tetaplah di rumah. Kamu sayang aku?  Atau Sayang Dia? (Corona Virus). Kalau kalian tak sayang aku maupun dia maka sayangilah dirimu dan orang sekitarmu. "

Posting Komentar

0 Komentar