KJN Kaltara : Kondisi Pendidikan Dasar di Kaltara Sangat Memprihatinkan



Sudah tujuh puluh tahun lebih Indonesia merdeka, dan sejak itu pula dunia pendidikan di Kalimantan Utara belum bisa dibilang mengalami peningkatan. Jangan kan daerah nya masih berstatus kabupaten dan kota serta masih bergabung dengan Provinsi Kalimantan Timur, sudah tiga tahun menjadi Provinsi sendiri yang disebut Provinsi Kalimatan Utara (Kaltara) yang namanya dunia pendidikan dasar tetap saja belum mengalami kemajuan yang berarti.

Bayangkan, begitu besarnya anggaran yang dimiliki Pemkab Nunukan dan Provinsi Kalimantan Utara setiap tahun anggaran berjalan, tapi masih ada siswa sekolah dasar yang belum memiliki gedung sekolah yang refresentatif, sebagaimana layaknya standar sebuah sekolah diperkotaan.

Perihal terurai diatas, sesuai hasil catatan kinerja organisasi Komunitas Jendela Nusantara (KJN) Mendidik, yang bermarkas di Kota Tarakan. Contohnya didesa Tulang, Kecamatan Sembakung Atulai, Kabupaten Nunukan, Povinsi Kalimantan Utara, sebuah desa yang masih di tutupi oleh pepohonan besar yang menjulang tinggi. Disana terdapat sebuah sekolah yang sangat memprihatinkan. Dimana sebuah rumah ibadah (Gereja, Red) yang juga terkadang dimanfaatkan sebaga sekaligus balai desa inilah yang digunakan anak-anak didesa itu untuk bersekolah. 

Dengan jumlah siswa kurang lebih 19 anak yang terdiri dari kelas 1-6, disitulah mereka menjadi satu di dalam satu ruangan kecil. Karena tidak adanya fasilitas sarana dan prasana seperti meja, bangku dan lain-lain.  Maklum saja kalau  kenyataannya adik-adik ini tertinggal jauh dari desa-desa yang lain yang berada di kecamatan tersebut. Anak-anak yang bersekolah disana juga tidak menggunakan alas kaki dan tas serta peralatan belajar sebagaimana mestinya, lantaran masih rendahnya tarap perekonomian orang tua mereka. Namun dengan peralatan yang ala kadarnya itu tidak mematahkan semangat mereka untuk menuntut ilmu. 

Melihat keadaan pendidikan yang seperti itu, kami para relawan yang tergabung dalam Komunitas Jendela Nuasantara (KJN) yang bermarkas di Kota Tarakan sangat bersemangat untuk mendidik di desa tulang tersebut. 

“Sama halnya yang kami lakukan pada KJN MENDIDIK sebelumnya, disini (desa Tulang, Red) kami mengabdi selama 7 hari, menghabiskan waktu berbagi bersama adik-adik yang haus akan ilmu dan haus akan perhatian, “ tulis Rahmadina, Ketua KJN melalui surat elektroniknya kepada Redaksi Jurnal Kaltara.

Sebelum ke Desa Tulang, Kecamatan Sembakung Atulai, KJN Mendidik ini juga melaksanakan kerja sukarela dibidang pendidikan di SDN 010 Siandau, Desa Liagu, Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan, Kaltara. 

Setiap tempat pengabdian yang didatangi permasalahannya berbeda-beda. Di siandau permasalahannya pada tenaga pendidik yang kurang bertanggung jawab terhadap kewajiabannya sebagai seorang guru. Dan ditambah lagi fasilitas sekolah yang kurang memadai. Akibatnya, anak-anak yang tidak berdosa ini yang merasakan dampak dari ulah para pendidik tersebut. Bayangkan, dalam sebulan anak-anak sekolah bisa di hitung, karena tidak adanya guru yang stay di sekolah untuk mengajar. 

“Berbagai keluhan yang kami dapat dari orang tua siswa dan adik-adik yang bersemangat untuk bersekolah tersebut. Bayangkan saja lagu kebangsaan kita Indonesia raya, mereka tidak hafal ditambah lagi ada satu siswa yang sudah duduk dikelas V SD tapi belum bisa membaca, “ tulis Rahmadina.  

Ini sangat membuat para relawan tergerak untuk mendidik di Siandau. Disana mereka mengabdi selama 10 hari untuk melaksanakan kegiatan KJN MENDIDIK tersebut.
Dalam kegitan KJN MENDIDIK para relawan mengajar sesuai dengan kebutuhan anak-anak di desa. Relawan tidak bisa bisa mengajarkan mereka seperti anak-anak yang di kota. Jangankan mengajarkan mereka perkalian dan materi lainnya, membaca saja mereka masih meraba-raba. 

Pada selang kegiatan mengajar para relawan juga mengadakan kelas motivasi, pengembangan cita-cita, penanaman nasionalisme dan permainan edukasi. Sebuah bentuk kegiatan itu tak lain diberikan kepada anak-anak yang sangat membutuhkan. Mereka butuh motivasi, mereka butuh semangat dari kita yang masih peduli dengan mereka. Di akhir kegiatan itu juga para relawan melaksanakan BAKSOS dengan  membagikan peralatan sekolah yang sudah disumbangkan dari para donator yang berpartisipasi dalam kegiatan KJN MENDIDIK. Berupa tas sekolah, buku tulis, pensil, pensil warna, baju sekolah dan baju layak pakai. 

Tidak di pungkiri, karena sumber pendanaan KJN berasal dari swadaya para relawan dan para donator, sehingga membuat kegiatan yang dilaksanakan menjadi terbatas pula.  Untuk menuju desa pengabdian, jalur yang di jalani sangat jauh serta memakan biaya yang lumayan tinggi. Karenanya untuk kegiatan kedepan meeka berharap ada para donator yang membantu dalam mencapai Visi KJN itu. Supaya harapan dalam pemerataan pendidikan di Kaltara bisa segera terwujud. 
    
“Maka dari itu, support serta dukungan dari semua kalangan baik itu instansi dan pemerintah di provinsi Kalimantan utara sangat diharapkan, “ pungkas Rahmadina. 

Posting Komentar

0 Komentar